SEAGames Melatih Atlet Muda

SEAGames Melatih Atlet Muda menjadi Juara Basket

SEAGames Melatih Atlet Muda menjadi Juara Basket, Indonesia mengunci tempat ketiga di Pesta Olahraga Asia Tenggara (SEA Games) ke-31 di Hanoi saat acara dua tahunan itu berakhir pada hari Senin, dengan kemenangan bersejarah dan mengejutkan datang dari tim nasional yang jauh lebih kecil.   Didukung oleh 499 atlet, tim merah-putih membawa pulang total 69 medali emas, 91 perak dan 81 perunggu untuk kembali sebagai finis tiga besar dalam pertarungan multisport regional, setelah tertinggal di lima besar selama empat terakhir dalam Permainan bola Basket.
Sedangkan tuan rumah (951 atlet) mengumpulkan 205 emas, 125 perak, dan 116 perunggu untuk menempati urutan pertama kemudian disusul oleh Thailand (808) yang berada di urutan kedua dengan 92 emas, 103 perak, dan juga 136 perunggu.

Salah satu kejutan datang dari tim basket putra, mencuri emas dengan mengalahkan raksasa Asia Tenggara Filipina 85-81 di final. Itu adalah emas bola basket pertama bagi Indonesia sejak negara itu bergabung dengan Olimpiade pada tahun 1977, sementara Filipina gagal memenangkan rekor gelar untuk ke-19 kalinya. Dalam strategi yang tampaknya membuahkan hasil, Indonesia sangat mengandalkan pemain naturalisasi untuk meningkatkan kinerja tim bola basketnya salah satunya adalah yang memimpin tim tersebut meraih kemenangan bersejarah. Permainan bola basket ini menjadi permainan yang memiliki kemenangan dalam sejarah. Sehingga sampai saat ini permainan ini tidak terlupakan oleh masyarakat bahkan sudah dikenal luas. Selain itu, juga menjadi salah satu ekstrakulikuler yang favorit dan banyak dipilih anak remaja.

Bagaimana SEA Games Melatih Atlet Muda menjadi Juara Basket?

Sementara itu, dalam debut SEA Games mereka, peraih medali emas Olimpiade Tokyo membawa juniornya ke level tertinggi. Menjadi tonggak penting dalam mengembangkan sektor ganda putri. Dengan mengikuti olimpiade, kita akan melatih diri kita dalam hal olahraga. Disiapkan selama pandemi COVID-19 di tengah keterbatasan, tim Indonesia turun hingga setengah dari tim yang berlaga di Olimpiade 2019 di Filipina. Sekitar 60 persen dari anggota tim Hanoi adalah atlet muda.

Bagi Menteri Pemuda dan Olahraga Zainuddin Amali, tim yang lebih kecil menitikberatkan pada kaum muda adalah bagian dari strategi pengembangan olahraga negara untuk meraih lebih banyak di tingkat Olimpiade. “Kami sedang menggeser menjadi paradigma baru target utama kami adalah Olimpiade. SEA Games dan Asian Games adalah subgoal,” ujarnya. Dan ketika skuad Indonesia memenuhi target yang ditetapkan untuk finis di tiga besar di Hanoi, menteri optimis tentang masa depan olahraga negara yang cerah, yang bergantung pada generasi muda.
“Saya yakin kita akan masuk lima besar dunia di Olimpiade 2044 asalkan kita konsisten dengan paradigma baru,” kata Amali. Memang, strategi dan konsistensi yang jelas dalam pembinaan atlet muda inilah yang selama ini kurang dimiliki Indonesia dalam pembangunan olahraga.

Jika semua pengambil keputusan dari pelatih hingga penasihat dan menteri olahraga benar-benar menerapkan peta jalan pengembangan olahraga dengan sebagian besar mengandalkan atlet muda di SEA Games, maka kita dapat mendiskusikan lebih lanjut agar atlet elit kita bersinar. Semua orang bisa bersinar jika mereka mau dalam berusaha mencapai sesuatu yang mereka inginkan. Olahraga ini terlihat sulit bagi para pemula, semakin mencoba dalam bermain permainan ini akan membuat kita mudah dalam berolahraga dan memahami betul. Pemahaman ini juga dapat kita bawa ke olimpiade Basket itu sendiri.

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *