Pelatih-Pelatih Timnas Indonesia

Pelatih-Pelatih Timnas Indonesia Dalam Sepak Bola. PSSI telah menunjuk Shin Tae-Yong sebagai pelatih tim nasional Indonesia untuk menggantikan Simon MacMenemy yang dipecat menyusul keterpurukan tim nasional di Kualifikasi Piala Dunia. Pelatih asal Korea Selatan itu mendapat kontrak 4 tahun untuk melatih timnas senior U-23 dan U-19. PSSI menunjuk Shin Tae-Yong, karena memiliki visi dan misi yang dianggap cocok untuk timnas seperti yang tertuang dalam pertemuan mereka di Kuala Lumpur kemarin, meski ada nama Luis Milla yang menjadi calon lain. Para Pelatih timnas Sepak bola Indonesia Dari tahun ke tahun, Indonesia berulang kali berganti pelatih timnas. Ada 41 pelatih yang pernah melatih pemain timnas negara tersebut. Nah, bagi Anda yang penasaran siapa saja yang pernah menjadi pelatih timnas Indonesia.

1. Suwardi Arland (1971-1974 & 1976-1978) Pelatih-Pelatih Timnas Indonesia

Suwardi bersama Ramang dan Nursalam memang menjadi top trio maut saat masih aktif menjadi pemain. Namun, tidak demikian dengan karier kepelatihan Suwardi. Karier kepelatihannya tidak mentereng meski sudah lama berkiprah dengan Merah Putih. Kejuaraan Internasional Peringkat Keempat Piala Raja 1971 Tempat Keempat di SEA Games 1977.

1. Djamiat Dalhar (1974)

Djamiat Dalhar adalah salah satu ikon fenomenal dalam sepak bola Indonesia. Djamiat menorehkan sejarah manis setelah timnya mengalahkan Uruguay 2-1 dalam pertandingan persahabatan di Jakarta pada tahun 1974. Prestasi ini dipersembahkan Djamiat sekaligus menjadi kado untuk tahun ke-44 PSSI. Sebelumnya, ia adalah seorang kolumnis di sebuah surat kabar nasional berjudul “Brainplayer Indonesia Nomor I” sejak tahun 1953.

2. Aang Witarsa ​​(1974-1975) Pelatih-Pelatih Timnas Indonesia

Selama menjadi pemain, Aang dikenal memiliki kualitas yang baik. Dia adalah anggota skuad Indonesia di Olimpiade 1956. Sebelum membentuk timnas, ia lebih dulu menangani Persib Bandung. Tidak ada hasil yang signifikan di timnas karena ia hanya melatih satu tahun. Namun, Aang menyerap ilmu kepelatihan dari Leipzig, Jerman Timur.

3. Wiel Coerver (Belanda/1975-1976 & 1979)

Arsitek Belanda Wiel Coerver dan asistennya Wim Hendriks didaratkan PSSI untuk target lolos ke Olimpiade 1976. Coerver punya rekor manis, yakni gelar Piala UEFA bersama Feyenoord Rotterdam. Ia kemudian memprakarsai pembentukan turnamen antara Indonesia, Ajax Amsterdam, dan Manchester United. Kemudian giliran klub Austria, Voest Linz, dan Grasshopper. Ia mengangkat 40 pemain di Diklat Salatiga.
Pada 12 Januari 1976, Indonesia menahan Grasshopper dengan hasil imbang 3-3. Kondisi nonteknis tim juga memanas terkait pembubaran kepengurusan PSSI. Interferensi dengan kekuasaan Coerver di lapangan juga biasa terjadi. Intervensi Maladi – saat itu sebagai Dewan Penasihat PSSI – dengan Voest Linz semakin meningkatkan hubungan panas antara Coerver dan federasi. Konflik itu memadat dan membuat sang pelatih terkenal dengan metode piramidanya.
Akibatnya, target lolos ke Olimpiade 1976 gagal tercapai. Indonesia kalah adu penalti dari Korea Utara. Kontrak Coerver habis pada Mei 1976. Namun, PSSI dipanggil kembali ke timnas SEA Games 1979. Garuda meraih perak. SEA Games 1976 Perak Acara Kualifikasi Olimpiade Internasional 1979.

4. Marek Janota (Polandia/1979)

Marek melatih Persija pada tahun 1977. Ia memperoleh gelar Master di bidang Pendidikan Jasmani dari Wychowenie Fizycnego, Akademi Pendidikan Jasmani di Warsawa. Ia juga memiliki sertifikat dari “Chairman Committee of Physical Culture and Touring” Polandia yang membuatnya menjadi Pelatih Kelas Satu pada tahun 1971. Janota tercatat pernah menangani tim nasional junior dan junior.
Sayangnya, Marek tidak sempat berlaga di SEA Games 1979. Ia memilih mundur karena merasa PSSI telah melakukan intervensi. Indonesia juga menuai hasil buruk di Kirin Cup 1979 di Jepang. Rudy Keltjes dkk. dikalahkan oleh Tottenham Hotspurs 6-0, Fiorentina 4-0 dan Jepang 4-0. Piala Kirin Internasional 1979.

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *