Revolusi Mental Pasca Tragedi

Revolusi Mental Pasca Tragedi Kanjuruhan

Revolusi Mental Pasca Tragedi Kanjuruhan. Saat ini kita masyarakat Indonesia masih dihebohkan dengan berita memilukan terkait Tragedi Kanjuruhan. Tercatat 131 orang tewas usai laga lanjutan pertandingan sepak bola BRI League 1 antara tuan rumah Arema Malang vs Persebaya Surabaya, di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10/2022) malam itu. . Jumlah korban tewas kemungkinan akan terus meningkat mengingat jumlah korban luka dan perawatan di berbagai rumah sakit.

Revolusi mental pasca tragedy kanjuruhan

Kami berdasarkan pernyataan pemerintah yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo bahwa yang terjadi di Malang adalah tragedi kemanusiaan. Korban tewas terbesar kedua dalam sejarah, dari ekses pertandingan sepak bola. Jumlah puncak kematian atau kematian di semua pertandingan sepak bola di tanah air. Kabar tentang Ferdy Sambo pun terlupakan. Indonesia bersatu dalam duka.

Begitu juga dengan sepak bola internasional. Semua federasi sepak bola yang mewakili benua, anggota FIFA, menyampaikan belasungkawa, baik melalui pernyataan ketua maupun secara institusional. UEFA, Federasi Sepak Bola Eropa, juga telah meminta “mengheningkan cipta selama satu menit” sebelum kick-off untuk pertandingan Liga Champions dan Liga Europa.

Para kepala negara dan pemerintahan terus menyampaikan belasungkawa, termasuk Raja Charles II dari Inggris. Dari dalam negeri, hampir semua tokoh juga menyampaikan manfaatnya. Komisi X DPR yang mencakup olahraga juga berencana membentuk panitia khusus (pansus) untuk mengusut tragedi tersebut.

Komisi X khawatir korban pertandingan sepak bola terus berjatuhan, tanpa ada upaya komprehensif dari PSSI untuk mengantisipasinya. Kekhawatiran Komisi X memuncak pada Tragedi Kanjuruhan, mengingat sejauh ini belum ada pihak yang merasa bertanggung jawab. Ngeri. Komisi X DPR RI prihatin kasus memilukan di Kanjuruhan ini tidak akan menjadi yang terakhir, jika kompetisi sepak bola di Indonesia terus berlanjut seperti ini.

Padahal, Indonesia merupakan pangsa pasar terbesar sepak bola dunia. Dalam keadaan normal, Indonesia merupakan negara tujuan utama tim nasional atau klub-klub besar Eropa. Indonesia merupakan salah satu negara dengan penonton sepak bola terbanyak. Data resmi dari AFC, Konfederasi Sepak Bola Asia, menunjukkan bahwa Indonesia mencatat jumlah penonton terbesar atau terbesar di putaran final Piala Asia 2007 ketika Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Senayan dipadati hampir 90.000 penonton melawan Arab Saudi di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK). ) Senayan. penyisihan grup dan kemudian Korea Selatan di babak penyisihan grup. semifinal.

Itu dari data resmi AFC. Merujuk data PSSI, jumlah tersebut masih jauh di bawah penonton final sepak bola SEA Games 1987 di SUGBK antara Indonesia vs Malaysia. SUGBK seakan bergoyang karena dipadati sekitar 120.000 penonton yang akhirnya puas dengan kemenangan 1-0 Tim Merah Putih lewat gol tunggal Ribut Waidi.

Penonton juga membludak di final sepak bola SEA Games 1997 juga di SUGBK, dimana timnas Indonesia menyerah 2-4 di Thailand lewat adu penalti. Tidak terjadi apa-apa. Penonton meninggalkan SUGBK dengan sangat antusias. Itu hanya contoh, bahwa Indonesia adalah negara.

Pasca Tragedi Kanjuruhan, para pecinta sepak bola di hampir seluruh pelosok tanah air menyampaikan simpati, empati, duka dan sebagainya dengan berbagai cara. Kelompok pendukung bersatu. Semua berharap tidak ada lagi korban jiwa dalam pertandingan sepak bola.

Tragedi Kanjuruhan menjadi momentum terbaik untuk perubahan total dari sebuah pertandingan sepak bola. Ini juga yang diharapkan pemerintah. Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) telah dibentuk dan diberi waktu satu bulan untuk menemukan akar penyebab kejadian dan menyelesaikan hasil penyelidikan Polisi atas tragedi tersebut. TGPF juga diharapkan dapat memberikan rekomendasi implementasi dan prosedur untuk keamanan pertandingan yang lebih baik.

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *